Aku Tidak
Tahu Apakah Wanita itu Zarqa Atau Kahla …!
(Renungan untuk Ikhwan-Akhwat Pengguna Facebook: bag. II)
Dalam
kitab Dzammul Hawa (ذم الهوى), Abul Faraj Al-Jauzy
rahimahullah mengatakan, “Ibni Abi Manshur (ابن أبي منصور )
telah memberiku kabar, beliau berkata, “Al-Mubarak bin Abdil Jabbar(المبارك
بن عبد الجبار ) telah memberiku kabar, beliau berkata, “Abu Ishaq
Al-Barmaki (أبو إسحاق البرمكي ) telah memberiku kabar, beliau
berkata, “Abul Husain Az-Zainabi (أبو الحسين الزينبي ) berkata, “Muhammad
bin Khalaf (محمد بن خلف ) memberitahukan kepadaku bahwa sebagian
rawi dari Al-Madaini (المدائني) menyampaikan kepadaku dari
beberapa gurunya bahwa,
(#) “Seorang pejabat Bashrah mencari Daud
bin ‘Abdillah. Maka, dia pergi kepada seorang shahabatnya yang tempat
tinggalnya di ujung Bashrah. Ia seorang yang pencemburu. Maka, ia mendudukkan
tamunya sesuai kedudukannya. Ia punya seorang istri cantik yang dipanggil Zarqa’.
Orang ini keluar untuk suatu keperluan, dan memerintah istrinya supaya bersikap
ramah dan berkhidmat kepada tamunya.
(*)
: Ketika orang itu datang, ia bertanya kepada Daud, “Bagaimana kamu menilai
Zarqa’ dan bagaimana keramahannya kepadamu?”
(+)
: Daud balik bertanya, “Siapakah Zarqa’?”
(*)
: Ia menjawab, “Nyonya rumah yang kamu singgahi ini!”
(+)
: Ia mengatakan, “Aku tidak mengetahui apakah Zarqa’ ataukah Kahla.”
Maka,
orang itu pun mendatangi Zarqa’ lalu membentaknya dan mengatakan,
(*)
“Aku berpesan kepadamu supaya bersikap ramah kepada Daud dan berkhidmat
kepadanya, tetapi kamu tidak melakukannya.”
(-)
Zarqa’ menjawab
“Kamu
memerintahku supaya berkhidmat kepada orang yang buta. Demi Allah, ia tidak
mengangkat pandangannya kepadaku.”
—selesai
penukilan dari kitab ذم الهوى, hal 89 —
Faidah:
·
Demikianlah
pembaca mulia, sekelumit kisah kehidupan para pendahulu kita, salafusshalih,
yang senantiasa menjaga diri mereka dari perbuatan maksiat, sekecil
apapun itu (baca: hanya melihat Zarqa’, wanita bukan mahramnya) meskipun
merekamemiliki kesempatan untuk melakukannya, dan tidak ada
orang yang melihatnya.
·
Melihat
wanita bukan mahram, termasuk perbuatan yang terlarang dalan Islam. Namun, ini
menjadi hal yang dianggap remeh di masa kini. Wal-‘iyadzu billah.
Maka,
dengan menukil satu kisah salaf di atas, hendaknya kita bisa merenungkan. Sudahkah
kita buat mata ini tidak berkhianat di saat kesempatan itu ada?
Renungkanlah wahai facebookers
ikhwan wal akhwat….…