Sabtu, 29 Oktober 2011

Kepedulian....kemanakah engkau pergi ?


Senang, gembira dan tentunya bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dakwah Sunnah yang mulia ini dapat kita rasakan sampai saat ini. Suatu dakwah yang mengajak kepada Al Qur’an dan As Sunnah dengan barometer pemahaman sesuai apa yang dipahami generasi terbaik umat ini.)
Tatkala penyakit TBS (Takhayul, Bid’ah, Syirik) merajalela di bumi nusantara ini, mengepung dari berbagai arah, alhamdulillah dakwah penawar penyakit TBS ini telah hadir di tengah tengah kita. Meskipun rintangan, hambatan dan ujian selalu mengiringi perjalanan dakwah ini dan para da’inya.
Dakwah yang mulia saat ini, masih sangat sedikit sekali pendukungnya. Masih sangat asing di tengah tengah masyarakat. Butuh usaha keras untuk memahamkan mereka tentang hakikat dakwah ini. Dakwah Tasyfiyah dan tarbiyah, dakwah anti kekrasan dan non-teroris, dakwahnya Rasulullah dan para sahabatnya.
Di tengah keterasingan dan sedikitnya pengikut dakwah ini, maka kita butuh kerja sama satu sama lainnya. Saling membantu sesuai dengan kapsitas kita masing-masing. Wata’awanu alal birri wat taqwa.
Saudaraku……
Bermunculanlah Yayasan-yayasan / lembaga-lembaga Dakwah, Pendidikan dan Sosial untuk mencover kegiatan dakwah ini. Berdirinya lembaga-lembaga ini merupakan suatu wasilah para da’i dan penggiat dakwah Sunnah untuk menyampaikannya ke tengah –tengah masyarakat dengan lebih terstruktur dan terprogram.
Terbukti, diantara lembaga dakwah ini, telah berhasil mengadakan kegiatan-kegiatan dakwah seperti dauroh, seminar, pembinaan TPQ, Pesantren remaja dan mahasiswa, mendirikan madrasah diniyyah, bahkan berhasil mendirikan Pondok pesantren atau Sekolah Islam dalam rangka berdakwah lewat jalur pendidikan.
Namun, terkadang semua kegiatan dakwah diatas, dilaksanakan apa adanya, tanpa perencanaan matang serta persiapan SDM yang mumnpuni. Akibatnya, ada kegiatan yang terbengkalai, kurang terurus, kurang perhatian dan akhirnya hidupnya segan, matipun tak mau.
Diperparah lagi, ada sebagian saudara kita yang tidak mau memikirkan dan kurang peduli terhadap lembaga lain selain lembaga yang dia urusi. Tatkala suatu lembaga membutuhkan dukungan dari lembaga lain, maka dia serta merta bilang :”itu mah urusan intern lembaga dakwah tersebut”. Tanpa usaha untuk memberikan saran, masukan dan bantuan kepada pengurus lembaga lain tersebut (dengan jalur / cara yang tepat dan berakhlakul karimah tentunya_red).
Akankah kita akan selalu menapakkan sifat ke-ego-an kita ??
Kita yakin, bahwa diantara kita hafal dan paham betul hadist – hadist Rasuullah tentang rasa kepedulian, diantaranya
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat.. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (Muslim)
Dari an-Nu’man bin Basyir dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:


مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
"Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam".

Alangkah indahnya dakwah Sunnah ini, jika masing-masing elemen umat yang sudah paham sunnah ini bersatu padu saling membantu satu sama lainnya. Tidak ada lagi rasa ke-aku-annya yang muncul, tapi menjadi tumbuh rasa bagaimana kita bisa bermanfaat bagi yang lain. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. (Admin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar