Bismillahirrohamirrohim.
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang mukmin ; Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah
dikenal, maka karena itu mereka tidak diganggu. Dan ALLOH adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang…” (QS Al Ahzab : 59)
Mungkin firman Alloh ‘Aza Wa Jalla diatas sudah tidak asing lagi
ditelinga kaum muslimin pada umumnya dan maum muslimah pada khususnya.
Ayatullah yang merupakan ayatul hijab, adalah merupakan seruan dan
perintah Alloh kepada kaum muslimah untuk bersegera ‘datang’ guna
memenuhi seruan Alloh tersebut yakni perintah berhijab guna menutup
aurat.
Hijab itu sendiri sebenarnya merupakan simbol “kemerdekaan” bagi
seorang muslimah. Dengan hijab dia bisa menunjukan jati dirinya. Dengan
berhijab dia bisa menjaga kehormatanya. Dan dengan hijab dia bisa
menjaga dirinya dari kobaran api neraka…
Mungkin bagi sebagian kaum muslimah yang sudah mendapatkan hidayah
dan juga cahaya ilmu dalam memahami ayatul hijab diatas, mengenakan
hijab yang sesuai dengan tuntunan syariat adalah suatu hal yang “mudah
dan tidak memberatkan”.
Namun bagimana dengan saudari-saudari kita yang saat ini belum
mendapatkan “kemudahan” dalam memahami hakekat hijab yang sesuai dengan
pemahaman syariat islam??
Cobalah kita tengok disekitar kita….bagaimana keadaan saudari-saudari kita kaum muslimah di luaran sana…
Suatu kebanggan tersendiri sekaligus kesedihan…
Kebanggaan karena sekarang ini kita melihat semakin banyaknya saudari
kita yang mengenakan hijab (jilbab_red). Dan sekaligus menjadi
kesedihan tersendiri ketika kita melihat saudari-saudari kita mengenakan
hijab “ala kadarnya”.
Bukan ingin menyalahkan… atau pun menjatuhkan… tulisan ini hanyalah paparan sebuah fenomena nyata yang ada di sekitar kita…
Lihatlah saudariku…
Betapa banyak sekarang ini saudari-saudari kita yang tengah
mengenakan hijab.. namun sayang hijab yang mereka kenakan terkesan ‘ala
kadarnya” dan “semau gue..”
Ala kadarnya bila melihat ukuranya dan tebal tipisnya… ukuran hijab
yang kecil bin mungil mungkin akan lebih terlihat lebih simple saat
digunakan.. maka tidak jarang, hijab ukuran anak-anak balita atau
anak-anak SD kini dikenalkan oleh wanita dewasa.
Bahan yang tipis mungkin akan terlihat lebih adem saat
dikenakan…tidak panas… dan tidak berat.. dan ketika angin bertiup pun…
kain itu akan dengan mudahnya “tersapu angin” dan seketika, geerrrrrr..
kepala kita yang tertutup akan merasakan kesegaran yang luar biasa….
Selain hal tersebut.. mungkin akan lebih trendy bilamana hijab
tersebut di desain dan di modifikasi sedemikian rupa… diikat di leher…
dibentuk pita..
Dibentuk bunga.. dengan hiasan manik-manik atau bahkan bros dengan
kilauan mutiara berbentuk aneka ragam.. cantik, menarik, funky, gaul,
atau mungkin glamour??? Kita bebas memilih..toh “semau gue” tinggal
didesain sedemikian rupa dipadu dengan busana yang dikenakan…
Ada rok balon, celana balon, celana pensil atau celana stocking atau
baju-baju yang lagi “in” sekarang.. dipadu dengan tanktop plus kaos
manset panjang..atau berbagai macam model baju berlengan pendek dan
berukuran “tanggung” semua sah-sah saja dipakai… asal sesuai “selera
gue..”
Yah… betapa miris melihat semua itu…
Hukum yang telah ditetapkan oleh syari’at hilang dan terbang begitu saja bak ditiup angin sepoi… pelan namun pasti!
Syari’at yang suci dikesampingkan begitu saja dengan dalih..”toh
menutup aurat… toh rambut tidak terlihat…. toh yang penting seluruh
tutup tertutup?!”
MasyaALLOH…
Aurat yang seperti apakah itu saudariku??
Wallahua’lam…..
Berkaca pada fenomena yang ada sejak jaman dahulu dan kian marak di
era sekarang… nampaknya fenomena hijab trendy dengan slogan ala kadarnya
dan semau gue sudah menjadi trendsetter bagi masyarakat luas…
Tidak kalah yang terkena imbas dengan adanya trend tersebut adalah
kaum ibu-ibu. Ibu-ibu muda maupun yang tengah paruh baya rupanya juga
telah “termakan” trendmode yang sedang ada dan berkembang di masyarakat
sekarang ini.
Tidak jarang kita lihat, ibu-ibu yang sudah tidak tergolong muda lagi
bahkan anak gadisnya tengah beranjak dewasapun mengikuti trend ini.
Atau bahkan..bilamana sang anak gadis memutuskan untuk mengenakan
“penutup kepala” sang ibu pun ikut andil dalam menentukan mode apa yang
pantas digunakan si anak. Lagi-lagi dengan dalih “cantik, menarik dan
trendy..” mungkin bahasa luwesnya itu jilbab tidak akan mematikan mode!
Dan taukah saudariku???
Apa yang terjadi diluar sana? Diluar ruang lingkup sisi “ke-gaulan dan sisi ke-trendyan suatu mode hijab”??
Betapa banyak orangtua terutama seorang ibu yang merasa “risih” melihat anak gadisnya mengenakan hijab “yang semestinya”…
Yang “kebesaran lah…. gak modislah… gak anggun.. gak cantik… gak
menarik karena ukurannya yang “super gedhe” dan menutup sebagian besar
tubuhnya…
Menutup “pasaran” …mana ada cowok yang mau melirik???
Susah cari kerja…
Ribet..karena kemana-mana mesti pakai kaos kaki seperti orang sakit…
Dan yang paling akhir adalah munculnya pemikiran…
“Kenapa c..kamu tidak seperti gadis-gadis lain pada umumnya yang pake jilbab tapi tetap modis dan rapi??”
Hmmm….
Tidak jarang.. mereka yang mengenakan “pakain kebesaran plus
hijabnya” dicap sebagai orang “aneh”. Aneh karena gak seperti kebanyakan
masyarakat pada umumnya, kaya orang arab… kaya orang pesantren..
atau bahkan.. tudingan yang paling ekstrim… ikut aliran sesat?!! Astaghfirullohaladzim…. ALLOHlah yang Maha Tahu…
Mungkin bagi orangtua yang sudah paham dengan hakekat hijab seorang
muslimah..hal itu tidak akan terjadi. Tapi, bagimana orangtua yang hanya
memiliki pemahaman yang “sempit” mengenai hijab yang islami??
Berbagai tudingan sering ditujukan pada anak-anak gadis mereka yang sedang mencoba menapaki jalan al Haq..
Nasehat yang terasa ‘panas’ ketika terdengar di telinga.. ucapan yang
begitu mengiris hati.. sampai-sampai air mata pun terkadang tak
terbendung lagi…
Permintaan demi permintaan selalu terucap dan tanpa henti-hentinya… mengingatkan sang anak untuk berpakaian “pada umumnya”
Baju ya yang umum-umum saja .. menutup aurat tanpa harus berukuran “XXLL”
Hijab ya berhijab.. tapi ya “sewajarnya” gak perlu berukuran “extra” apalagi sampai ke lutut bahkan ke betis…
Pilih warna yang cerah.. bunga-bunga kek.. kotak-kotak.. bermanik-manik…
Lebih rapi lagi kalo ujung-ujungnya diikat.. jadi tidak menutupi “keindahan” yang ada pada tubuh seorang wanita…
MasyaALLOH…
Tidak seharusnya kita menyalahkan begitu saja orangtua yang
berfikiran demikian.. yang patut di”sorot” dalam hal ini adalah
masyarakat muslim ditengah-tengah kita.
Bukankah orangtua pada umumnya lebih “melihat dan menengok” apa yang
ada disekitarnya? Walaupun hal tersebut belum terjamin kebenarnya.. asal
bersifat umum.. pasti mereka terima dengan penuh kesadaran bahwa itu
baik dan dapat diterapkan.
Dan tengoklah saudari- saudari kita yang masih berjuang
mempertahankan “mahkota kemerdekaan”nya.. tidak jarang hijab dan
jubah-jubah yang mereka kenakan itu “terhempas” begitu saja.. berbagai
ancaman seperti dibuang, dibakar, tidak dibiayai sekolah atau kuliah,
tidak dianggap anak dan lain sebagainya.. tidak jarang diterima oleh
mereka….
Namun, keyakinan dan kesabaran serta tawakallah insyaALLOH akan
menjadi kekuatan tersendiri pada mereka untuk tetap berpegang teguh pada
Al Haq.
Kebebasan yang diusung masyarakat sekarang ini ternyata telah
melunturkan nilai-nilai islami itu sendiri. Syari’at yang jelas-jelas
penyelamat dikesampingkan begitu saja.. pola keumuman yang berangsur
menjadi adat kebiasaan masyarakat malah dijunjung tinggi!!
Bila memang keadaannya seperti ini..siapakah yang wajib disalahkan???
Kemana perginya para tokoh agama masyarakat..pak kyai atau pak ustadz atau pemuka agama lainya??
Dapatkah mereka meluruskan pemahaman masyarakat yang hakekat hijab
yang islami lagi syar’i yang sesuai dengan pemahaman AlQur’an wa As
Sunnah??
Bagaimana bisa…??
Lihatlah pemandangan umum yang sering kita saksikan. Tidak sedikit
istri pak kyai/pak ustadz/ pemuka agama yang ada di masyarakat dan
bahkan anak-anak gadisnya saja masih mengusung gerakan “bongkar-pasang”
hijab!!
Bagimana mungkin masyarakat yang meneladani mereka akan sadar dan paham mengenai hakekat hijab itu sendir???
“lihat..istri pak kyai dan anak-anaknya saja jilbabnya biasa, pendek
gak gedhe kaya kamu…. gak pake kaos kaki… bajunya gak
kedombrangan..dll…. atau istri si pak x yang tau agama juga gak pake
jilbab…dll…” juga coment-coment lainya yang sebenarnya merupakan upaya
“pembenaran” dari apa yang diyakini…
Terlepas dari semua hal tersebut…juga berbagai pertikaian antara
hijab syar’i VS hijab trendy… dengarlah ‘suara-suara hati’ yang mungkin
saat ini tidak dapat terwakili…
Suara hati seorang hamba yang berusaha tetap istiqomah di jalan
ALLOH, suara hati yang merintih dan berusaha tegar dengan berbagai
terpaan tudingan yang ada padanya… juga suara hati seorang muslimah yang
sedang berjuang mempertahankan jati diri dan kemerdekaanya….
* Ukhty..yakinlah ALLOH akan selalu memberikan kekuatan padamu untuk
menjalani cobaan ini dan percayalah..suatu saat nanti, dengan
ijinNya..kita akan bisa meyakinkan mereka semua…ALLOH bersama dengan
orang-orang yang sabar…bersabarlah dengan sebenar-benarnya sabar..*
———————————-
Penulis : Fathimah Ummu Abdillah
Artikel ini disebarluaskan oleh akhwatthaybah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar